Ketua Komisi III (DPRD) Provinsi Bali Berharap Proyek Pelabuhan Segitiga Emas Sanur-Nusa Penida Bali Berhasil
3 minute read
Localinbali-Realisasi proyek pembangunan pelabuhan di kawasan segitiga emas di Sanur, Nusa Penida, dan Nusa Ceningan diperkirakan bergeser dari Juli 2021 menjadi Oktober 2021.
Ketua Komisi III DPRD Bali, Anak Agung Ngurah Adhi Ardhana alias Gung Adhi berharap proyek pembangunan pelabuhan tersebut selesai dan beroperasi sesuai target.
"Dewan tentu berharap agar pelabuhan dapat selesai dan beroperasi sesuai target," katanya, Minggu 25 Juli 2021.
Ia menyebutkan, proyek tersebut mengalami keterlambatan akibat adanya perubahan desain style Bali di Pelabuhan Sampalan di Pulau Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali.
"Secara tata laksana proyek tentu ada yang namanya perbaikan dan penyesuaian waktu," ungkap Gung Adhi.
Oleh sebab itu, dia mendesak agar ketiga proyek tersebut dapat selesai sesuai rencana yaitu tahun 2022.
Seperti diketahui, proyek pelabuhan di kawasan segitiga emas tersebut menghabiskan anggaran hampir Rp 555 miliar dari APBN.
Pelabuhan Sampalan akan dibangun dengan dua lantai, dengan luas area kolam 9.000 meter persegi.
Pelabuhan Sampalan akan memiliki kapasitas sandar 10 fast boat.
Pembangunan Pelabuhan Sampalan menghabiskan biaya Rp 82 miliar, dengan sumber dana multiyears 2020 dan 2021 dari APBN dan APBD Bali.
Pelabuhan Bias Munjul di Nusa Ceningan akan dibangun terkoneksi antara fast boat dan Kapal Roro (Roll on-roll off).
Pelabuhan Bias Munjul dibangun dalam area seluas 53 are, diestimasi menghabiskan anggaran sekira Rp 97 miliar.
Sementara Pelabuhan Sanur di Kota Denpasar diperkirakan menghabiskan anggaran Rp 376 miliar
Pelabuhan Bias Munjul di Nusa Ceningan akan dibangun terkoneksi antara fast boat dan Kapal Roro (Roll on-roll off).
Pelabuhan Bias Munjul dibangun dalam area seluas 53 are, diestimasi menghabiskan anggaran sekira Rp 97 miliar.
Sementara Pelabuhan Sanur di Kota Denpasar diperkirakan menghabiskan anggaran Rp 376 miliar
Koster menyampaikan, embangunan Pelabuhan Sampalan merupakan program infrastruktur darat, laut, udara secara terkoneksi dan terintegrasi.
Dia mengakui ada sedikit kemunduran.
Pihaknya menargetkan pelabuhan tersebut selesai pada Juli 2021, tetapi akan mundur sampai bulan Oktober 2021.
Koster menyebut kemunduran tersebut diakibatkan adanya kasus Covid-19 dan masalah teknis yaitu perubahan desain.
“Jadi tidak ada masalah, Oktober ini ditarget selesai,” tegasnya.
Kendala pembangunan Pelabuhan Bias Munjul, kata gubernur, sudah dibicarakan dengan Kementerian Perhubungan RI.
“Semula ada kendala karena perizinan untuk pengerukan di laut dan reklamasi. Sekarang sudah keluar sehingga PT Nindya Karya yang menjadi pelaksana pembangunan pelabuhan di Bias Munjul sudah bisa kembali bekerja,” ungkap mantan anggota DPR RI itu.
Menurut dia, pembangunan Pelabuhan Bias Munjul menjadi program yang sangat monumental di Nusa Penida, Bali.
Di Nusa Penida belum pernah ada pelabuhan sebesar ini. Pelabuhan ini saya kira akan menjadi fasilitas yang membanggakan, tidak saja untuk Nusa Penida, Klungkung dan masyarakat Bali, tapi juga untuk masyarakat Indonesia pada umumnya,” paparnya.
Koster menyatakan, membangun pelabuhan tersebut agar kebutuhan masyarakat yang sehari-hari beraktivitas ke Denpasar atau ke Klungkung dan daerah lainnya terpenuhi.
“Saya bangun di sini supaya betul-betul dapat melayani kebutuhan masyarakat.” ujarnya dalam sidak yang didampingi Kapolda Bali, Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra dan Kadishub Provinsi Bali, IGW Samsi Gunarta.
Keberadaan Pelabuhan Sampalan juga sangat diharapkan oleh masyarakat untuk mendukung kegiatan ekonomi maupun spiritual.Di Nusa Penida terdapat pura yang disucikan dan dimuliakan oleh masyarakat Bali, yaitu Pura Ratu Gede Dalem Ped.
“Apalagi saat Pujawali sangat banyak umat Hindu yang ke Nusa Penida, dan selama ini salah satu kendala yang dialami umat ialah sarana transportasi,” kata Gubernur Koster.
Sumber : Tribunbali
Posting Komentar