Pantai Petitenget

yang akan sanggup membuat anda terlena dan mengagumi atas anugerah keindahan dan keagungan Tuhan, apalagi kawasan tersebut seperti keberadaan pantai Petitenget yang tertata dengan baik dan bersih. Tidak bisa di pungkiri lagi kalau objek wisata Pantai Petitenget ini sebagai daya tarik wisatawan untuk berkunjung bahkan menginap di kawasan yang terletak di Br. Batubelig, desa Kerobokan, Kec. Kuta Utara, Badung Bali.

Kawasan Petitenget berkembang dengan sangat baik di industri pariwisata, bahkan hampir menyamai perkembangan tetangganya Legian dan Seminyak. Sarana penunjang pariwisata pada kawasan ini lengkap mulai dari hotel, restoran, tempat hiburan malam, kawasan belanja.

Sunset di pantai ini memang cukup spektakuler, pemandangan alam indah senja hari di kawasan ini menjadi daya tarik utama, sehingga setiap sore harinya, tempat rekreasi pantai ini selalu ramai pengunjung, baik itu oleh wisatawan mancanegara, domestik maupun lokal, untuk mengisi aktivitas selama liburan.

Pemandangan sunset di sini memang begitu mengagumkan, matahari tenggelam terlihat sempurna, hilang perlahan di ufuk Barat, seolah ditelan sang samudera luas. Momen seperti inilah yang ditunggu-tunggu pengunjung yang bertandang ke pantai Petitenget, apalagi sambil bersantai pada salah satu restoran tepi pantai, menunggu acara santap

Objek wisata pantai Petitenget sangat jarang pohon perindang tempat berteduh, bahkan payung pantai masih jarang tersedia, tidak seperti pantai - pantai sekitarnya. Maka pada siang hari kawasan ini lebih sepi pengunjung, karena panasnya lumayan membuat kulit sedikit terbakar dengan matahari, kecuali mereka yang datang ke sini untuk tujuan berjemur. Merasakan suasana liburan di tempat ini akan terasa berbeda, sebuah tempat  wisata yang indah pada sore hari dan tetapi tidak begitu banyak pengunjung.

Di balik indahnya pemandangan sunset di pantai peti tenget terdapat sejarah yang dimana dinamakan dengan sebutan pantai peti tenget. Pura ini dibangun pada abad ke-15, dan sejarah menyebutkan bahwa tempat ini merupakan wilayah alam liar yg dipenuhi semak dan pohon- pohon besar.

Sejarah Pura dimulai ketika Pendeta Dang Hyang Dwijendra meninggalkan Pulau Serangan dan tiba di sebuah desa yg sekarang dikenal sebagai desa Kerobokan.

Di desa beliau melihat bayangan berukuran raksasa bersembunyi di balik semak2. Beliau menyebut bayangan tersebut Bhuta Ijo, anak dari Bhatara Labuhan Masceti.

Sebelum Pendeta tersebut meninggalkan desa, ia memberi Bhuta Ijo kotak seperti peti dan memintanya untuk menjaga kotak tersebut. Setelah beberapa saat selama meditasi di Pura Uluwatu, Dang Hyang Dwijendra memiliki pengunjung dari Desa Kerobokan yang datang untuk meminta bantuan. Orang - orang dari desa mengatakan kepada Dang Hyang Dwijendra tentang tanah di dekat desanya yang sangat misterius karena setiap kali seseorang mencoba memasuki tanah tersebut, orang yang bersangkutan akan jatuh sakit. Sebagai solusinya, Dang Hyang Dwijendra kepada orang tersebut agar membangun Pura dan melakukan persembahan di Pura tersebut. Jadi Pura dibangun di daerah tersebut dan ajaibnya berhasil membuat daerah itu menjadi lebih ramah terhadap penduduk. Pura itu kemudian disebut dengan Pura Peti Tenget.